BAB 7 STRUKTUR dan FUNGSI JARINGAN HEWAN

Pengertian jaringan epitel

A. Jaringan Epitel
Jaringan ini melapisi luar dari tubuh dan organ yang terdapat didalam tubuh.
Pembagian jaringan epitel:
a. Berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya:
1. Epitel pipih selapis:
• Sel-selnya berbentuk pipih
• Fungsinya sebagai pertukaran zat
• Contoh: Dinding dalam kapiler darah, dinding alveolus paru-paru.
2. Epitel kubus selapis:
• Sel-selnya berbentuk kubus
• Fungsinya untuk sekresi
• Contoh: Pada permukaan ovarium, kelenjar tiroid dan tubulus ginjal.
3. Epitel silindris selapis:
• Sel-selnya berbentuk silinder/seperti batang, memiliki silia pada permukaannya
• Fungsinya sebagai penyerapan zat
• Contohnya: Oviduk, dinding usus dan kandung empedu.
4. Epitel pipih berlapis:
• Tersusun atas sel pipih selapis yang ketinggiannya tidak sama sehingga terlihat berlapis
• Fungsinya sebagai sekresi dan proteksi
• Contohnya: Trakea.
5. Epitel kubus berlapis:
• Berbentuk kubus dengan beberapa lapisan.
• Fungsinya sebagai proteksi
• Contohnya: Saluran kelenjar keringat, folikel ovarium, kelenjar ludah.
6. Epitel silindris berlapis:
• Berbentuk seperti batang/silinder yang berlapis-lapis
• Fungsinya sebagai sekresi dan pergerakan
• Contohnya: Permukaan uretra.
7. Epitel transisional:
• Bentuk berubah-ubah
• Fungsinya untuk proteksi
• Contohnya pada kandung kemih.

Berdasarkan Struktur dan Fungsi
1. Jaringan epitelium penutup:
• melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya.
Terdapat di permukaan tubuh.
• melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh.
• misalnya dinding sebelah dalam dari saluran pencernaan dan pembuluh darah.
2. Jaringan epitelium kelenjar:
• mampu menghasilkan sekret.
• Berdasarkan banyaknya sel penyusun dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Kelenjar eksokrin: kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan sekretnya, misalnya sel goblet yang menghasilkan mucus (lendir) pada usus halus.
b. Kelenjar endokrin (kelenjar buntu): kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran. Sekret langsung masuk ke dalam pembuluh darah, misalnya kelenjar tiroid, paratiroid, dan adrenal.

Baca juga: Pertumbuhan dan Perkembangan (Pengertian, Faktor, dan Gerak Tumbuhan)

B. Jaringan Ikat
Jaringan ini berperan dalam menghubungkan jaring- an yang lainnya, memiliki sel-sel yang tersebar pada matriks ekstraseluler. Serat-serat jaringan penghu- bung yang terbuat dari protein terdiri atas 3 macam, yaitu: serat kolagen, elastik, dan retikular.
Jaringan ikat memiliki fungsi untuk melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain, membungkus organ, meng- isi rongga di antara organ-organ, dan menghasilkan imunitas.
Pembagian Jaringan Ikat
1. Jaringan Ikat Biasa
Jaringan ikat biasa terdiri atas jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat

a. Jaringan lkat Longgar
Susunan serat-seratnya yang longgar, ber- fungsi sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ dan mengelilingi ele- men-elemen dari jaringan yang lain, Contoh: jaringan lemak atau adiposa pada lapisan lemak di bawah kulit.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ini memiliki serat yang padat. Dibe- dakan menjadi 2, yaitu jaringan ikat padat teratur (berkas kolagen teratur) dan tidak teratur (berkas kolagen tidak teratur).

2. Jaringan Ikat Khusus
Jaringan ini memiliki sifat khusus.Dibedakan menjadi 3, yaitu:

Pengertian Tulang rawan

a. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tersusun atas sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di dalam rongga kecil (lakuna). Berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lemak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi.
Berdasarkan kandungan matriksnya, tulang rawan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Tulang Rawan Hialin
Mengandung serabut kolagen yang halus, berwarna bening kebiruan. Terdapat pada cakra epifise, ujung tulang rusuk. dan permukaan tulang di dalam persendian.
2. Tulang Rawan Elastis
Mengandung serabut elastik dan serabut kolagen. Terdapat pada daun telinga,epiglottis, dan bronkiolus.
3. Tulang Rawan Fibrosa
Mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar. Terdapat pada simfisis pubis (pertemuan kemaluan) antara tulang.

Baca juga: BAB 6 STRUKTUR dan FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN

Pengertian Tulang sejati

b. Jaringan Tulang Sejati (osteon)
Tersusun oleh sel-sel tulang (osteosit) yang berasal dari osteoblas. Osteosit terletak di dalam lakuna. Osteosit satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Oste- osit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamella.
adanyaasarkan ada tidaknya rongga di dalam nya, tulang dibedakan atas:
1. Tulang kompak: terdapat sistem havers.
2. Tulang spons: tidak terdapat sistem haversi.

Tahap Pembentukan Tulang
a.Tulang pipa dalam bentuk awalnya merupakan tulang rawan yang bamnyak mengandung osteoblas.
b. Osifikasi dimulai dari dacrah yang kaya osteoblas, yakni bagian diafise dan epifise. Sel-sel yang terbentuk secara konsentris tersebut mengelilingi Satuan Haversi.
c. Di bagian sentral tulang pipa terjadi perombakan sel-sel tulang oleh osteoblas  sehingga menyebabkan terbentuknya rongga sumsum.
d. Osteosit yang terbentuk mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Karena adanya senyawa fosfor dan kalsium, matriks mengeras mengalami penulangan.
e. Penulangan terpusatkan pada diafise C
an epifise. Diantara keduanya terdapat daerah yang belum mengalami penulangan dan tersusun atas tulang rawan disebut cakraepifise.
f. Aktivitas osteoblas pada cakraepifise menyebabkan daerah terus mengalami penulangan, hingga seseorang dewasa tidak akan tumbuh lagi.

Pengertian darah

c. Darah
Darah berasal dari perkembangan jaringan mesenkim. Dibedakan menjadi:
1. Sel darah merah (eritrosit): untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida.
2. Sel darah putih (leukosit): untuk perlindungan atau sistem imun tubuh.
3. Keping darah (trombosit): berfungsi dalam mekanisme pembekuan darah.
4. Plasma darah: cairan darah yang mengandung zat anorganik dan organik.

Baca juga: BAB 5 EKOLOGI (Pengertian, Komponen, Interaksi, Suksesi, Siklus Biogeokimia)

Pengertian saraf

C.Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk menerima dan meneruskan rangsang dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Struktur Neuron:
1. Badan sel: berfungsi untuk meneruskan rangsang dari dendrit ke akson.
2. Dendrit: serabut khusus yang bercabang- cabang dan berfungsi untuk menerima rangsang dari reseptor.
NodusAkson: serabut panjang yang berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke neuron lain. Akson terdirl dari:
a. Selubung myelin: tersusun atas substansi lemak yang berfungsi sebagai isolator, pelindung, dan memberikan nutrisi ke akson.
b. Nodus ranvier: bagian akson tanpa selubung untuk mempercepat jalannya  rangsang.

Berdasarkan fungsinya neuron dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Neuron sensori: untuk menyampaikan impuls dari indera ke saraf pusat.
2. Neuron motorik: untuk menyampaikan impuls dari saraf pusat ke organ efektor.
3. Neuron asosiasi: untuk menyampaikan impuls dari neuron sensori ke neuron motorik.

Pengertian otot

D. Jaringan Otot
Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh melalui mekanisme kontraksi dan relaksasi oleh serabut kontraktil (aktin dan miosin).
Jaringan otot dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Otot rangka: bentuk silinder, inti banyak ditepi, bekerja di bawah kesadaran, bekerja cepat dan menimbulkan kelelahan, terdapat pada rangka.
2. Otot jantung: tersusun atas serabut lurik  bercabang-cabang, inti 1-2 di tengah, bekerja secara tidak sadar, bekerja secara sedang dan tidak menimbulkan kelelahan meskipun dalam waktu yang lama.
3. Otot polos; bentuk gelendong, inti pipih di tengah, bekerja secara tidak sadar, terdapat pada organ dalam, bekerja secara lambat dan tidak menimbulkan kelelahan meskipun dalam waktu yang lama.

Baca juga: BAB 4 KEANEKARAGAMAN HAYATI (Gen, Jenis/Spesies, Ekosistem)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BAB 7 STRUKTUR dan FUNGSI JARINGAN HEWAN"

Post a Comment